Tampilkan postingan dengan label #perjalanan hidup. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #perjalanan hidup. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Agustus 2018

Kuasa Alam

Dalam hidup ada begitu banyak hal yang berusaha untuk dipertahankan, entah itu berwujud atau pun tidak berwujud, baik materi atau pun non materi. Misalnya harta benda, keremajaan, kegagahan, keperkasaan, kecantikan, nama baik, harga diri,  orang2 yang disayangi dan tentu masih banyak lagi yang lainnya

Banyak upaya yang dilakukan, bahkan tak jarang harus berkorban materi. Mengorbankan banyak uang, waktu, tenaga, pemikiran dan entah apa lagi. Namun akhirnya ketika Cakra Sang Kala bicara, mungkin semua usaha dan pengorbanan tidak bermakna lagi. Yang memang harus sirna pasti akan sirna, yang memang harus tua pasti akan tua. Semuanya berjalan sesuai hukumnya alam, kuasanya alam. Dan saat itu semua usaha dan pengorbanan akan terasa nihil.

Banyak orang berurai air mata ketika kehilangan orang terkasih, entah oleh perpisahan karena suatu alasan tertentu atau bahkan bisa jadi karena kematian.

Banyak orang jadi kehilangan rasa percaya diri ketika rambut jadi ubanan, keriput, lemah dan sakit-sakitan. Apalagi ketika kehilangan materi dan kejayaan.

Kenyataannya semua yang berawal mesti berakhir, yang pernah datang akan ada saatnya pergi, yang di lahirkan akan ada waktunya mati, semua harus diterima sebagai satu rangkaian proses alam, hanya diperlukan penerimaan.

Berusaha menjaga sesuatu dengan baik itu wajar dan perlu sebagai wujud kita menghargai hidup kita, meski kuasa alam tak terbendung kita tak boleh berhenti berusaha, karena setiap aksi yang kita lepaskan, akan mendapat reaksi dari alam semesta. Tetaplah berusaha meski hasilnya tak selalu sesuai dengan harapan.

Minggu, 05 Agustus 2018

Lakukan dengan baik dan ikhlas lalu terima hasilnya

Proses....ego... hasil dalam hidup

Dalam kehidupan seharihari seringkali ketika terlalu fokus pada hasil semata, sehingga proses yang baik dan benar terabaikan, alhasil justru semakin jauh dari hasil yang diharapkan.

Ketika fokus bisa ditujukan kepada proses yang baik dan benar, tanpa kita sadari  hasil datang justru jauh labih baik, dan bahkan tak terduga. Karena proses yang baik dan benar, tentu akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik. Namun pada saat yang sama, biasanya ego mengintip, keinginan untuk menguasai hasil yang lebih besar lagi, membuat proses yang baik dan benar kembali terabaikan. Dan hasil yang diharapkan pun menjauh.

Manakala fokus berubah pada hasil yang cepat dan banyak, maka proses yang baik dan benar akan terabaikan, yang terjadi adalah banyak upaya manipulasi atau sejenisnya, guna mendapatkan hasil yang banyak dan cepat.

Disisi lain, keikhlasan hati adalah wujud berserah diri tertinggi kepada Hyang Kuasa, bahwa setelah semua upaya yang terbaik yang bisa kita lakukan, maka kita percayakan bahwa hasil terbaik adalah yang akan kita dapatkan, meski secara logika kadang tak masuk akal. Logika kita, pikiran dan ego akan menjadi tantangan terberat dalam hal ini. Umumnya kita tidak akan mau berserah diri sebelum kita tersudut oleh suatu keadaan yang benar-benar memaksa, saat tak ada lagi jalan keluar, barulah kita akan mau berserah diri.

Bisa saja kita memilih berusaha mengendalikan semua sesuai dengan yang kita inginkan,  namun kenyataannya kita harus siap kehabisan tenaga dengan hasil yang jauh dari harapan.

Proses yang baik dan keikhlasan memerlukan upaya terbaik kita, logika dan ego adalah tantangan utamanya.

Hal ini sejalan kalimat "berkaryalah dengan sebaik-baiknya dan jangan mengikatkan diri dengan hasilnya" . Tidak terikat disini saya artikan sebagai sebuah kesediaan untuk menerima apapun yang bisa kita capai dari upaya terbaik yang telah kita lakukan sebagai sesuatu yang layak untuk kita, dan disyukuri.

Ini hanya sebuah pendapat pribadi dan awam, yang akan ada perbedaan pendapat dengan sebagian orang. Semua memerlukan sebuah keyakinan untuk menjalankannya.

#theoryomongkosongku, #anotherbullshittheory

Minggu, 24 Juni 2018

PULANG KAMPUNG

Duduk di teras tanpa meja juga kursi, di lantai tanpa alas, karena memang sederhana seperti itulah kehidupan kami, hanya ditemani segelas kopi dan sepiring kolak (ala selat duda) buatan memek, yang di buat dari bahan yang kebanyakan di dapat dari kebun, sambil memandangi sekitaran, meski hujan tiada henti dan kabut tebal menyelimuti perbukitan, membatasi jarak pandang hanya beberapa langkah saja, ditambah angin bertiup sangat dingin menusuk terasa hingga ke tulang, namun tak menyurutkan keinginan untuk pulang, sebab kata pulang itu seperti kata lain dari sebuah kerinduan pada orang tua dan rasa yang tak tergantikan dengan kata2.
Setiap mengucapkan kata pulang, seperti mengingatkan sebuah rasa yang selalu ada, rasa rindu pada ketenangan diantara kicau burung yang bersahutan di dahan, atau kokok ayam jago  dan gemerisik dedaunan tertiup angin. Rasa rindu pada aroma tanah yang tersiram hujan. Rasa rindu kepada kesejukan, yang datang dari hijau dedaunan yang di bawa angin laut yang datang dengan menyusuri lembah dan mendaki perbukitan, hingga semua menjadi satu disini, mengisi ruang dan menyatu dalam rasa, harmonis dan selaras dalam sebuah penerimaan tanpa syarat.

#theoryomongkosongku

Jumat, 22 Juni 2018

Terbuai Pesona

Sejenak langkahku terhenti
Dari perjalanan panjang
Teralihkan...
Terpesona keindahan
Yang menghampar lepas lugas di hadapan
Lekuk liku panorama polos  menggoda iman
Membangkitkan segala hasrat gairah
Aku menatap penuh hasrat setiap sisian
Menyusuri dalamnya  jurang lembahmu
Menyisir perlahan tiap tepian tebingmu
Mendaki pandangan ke bukit bukitmu
Meresapi kesegaran hijau pepohonan
Halus lembut tiupan napas kehidupan
 Bisikan dedaunan mendesah diterpa angin
Nyannyian burung di dahan
Menggugah jiwa, menari dengan alun iramamu
Aku terbuai dalam rasa
Terlena keindahan tiada tara
Mabuk pesona tanpa tanding
Melahirkan keserakan
Untuk tetap ada disini
Memilikinya
Sendiri
Hingga aku lupa
Bahwa aku punya perjalanan untuk dilanjutkan
Ada tujuan yang mesti diraih
Ketika batas akhir kehidupan menjelang
Kebimbangan hadir dalam benak
Antara terbenam dalam buai indahmu
Atau meraih tujuan dan menikmati proses
Lalu melupakan semua yang telah terjadi.

Hanya Aku


Aku merindu, teramat dalam
Pada keberadaan yang tiada
Pada ruang tanpa sekat
Pada  waktu tanpa batas
Pada kebebasan tanpa syarat
Tak berawal tiada akhir

Perjalanan tanpa langkah
Menuju kekosongan
Pada sunyi nan damai
Diam namun ritmis
Dalam luruhnya semua batasan
Antara engkau dan aku
Juga ada dan tiada

Terasa ada tapi tak terlihat
Tak ada terang juga gelap
Semua terbuka polos
Semua terlihat
Jelas
Sederhana
Seperti adanya
Semua  padu dan tinggallah satu
Dan itu adalah AKU
Dalam sebuah kesadaran
Tak terusik kesedihan
Tak tersentuh kebahagian
Tawa
Tangis
Kehadiran
Kepergian
Semua sama adanya

Kamis, 09 Oktober 2014

Rasa Percaya Diri dan Perasaan yang ditimbulkannya

Dalam kehidupan ini, disadari atau tidak, rasa percaya diri itu sangat banyak memberikan pengaruh bagi kehidupan kita entah itu pencapaian atau perasaan. Tentu rasa percaya diri yang kuat akan memberikan dampak bagi kita untuk melakukan suatu tindakan dengan perasaan yang lebih lepas dan nyaman dan juga rasa memiliki raung yang lebih luas untuk bertindak tanpa beban keraguan.

Ketika terjadi sesuatu terhadap diri kita, entah itu gangguan dari luar berupa keterbatasan ruang dan gerak yang disebabkan oleh materi misalnya, atau terjadi gangguan atau penurunan fungsi dari tubuh, tentu akan memberikan pengaruh yang mungkin tidak kita sadari pada rasa percaya diri, yang pada akhirnya tanpa disadari juga meningkatkan sensitifitas kita terhadap sekitar. Penurunan rasa percaya diri bisa menumbuhkan ketakutan yang pada akhirnya bisa saja mebuat kita mungkin lebih gampang marah atau cemburu tanpa alasan yang jelas. Hal ini justru sering kali tak mampu disadari.