Selasa, 27 November 2018

ANDALAH SESUNGGUHNYA YANG BIJAKSANA

Saya menyadari betul bahwa tidak semua yang saya tuliskan mampu saya praktekkan dalam kehidupan, meskipun demikian tidak lantas berarti saya tidak boleh menyumbangkan pemikiran atau ide saya kepada yang suka atau yang memerlukan.
Buah yang segar dan enak mungkin dihasilkan dari tanaman yang tumbuh di atas tumpukan sampah yang telah terurai secara kimiawi oleh alam. Begitu juga pemikiran baik bisa saja datang dari orang yang tidak sempurna seperti saya.
Ada sebuah perumpamaan, seorang guru pun yang mengajarkan ilmu tidak selalu harus lebih dulu berhasil mempraktekkan apa yang diajarkannya kepada orang lain. Seorang gembala yang baik, akan memastikan ternaknya makan dulu sebelum dia sendiri mengambil makanan untuk dirinya.
Seekor angsa mampu memilih dan memilah makanan dari lumpur tanpa harus memakan lumpurnya dan bulunya juga tak ternoda oleh lumpur, itulah sebabnya angsa menjadi lambang kebijaksanaan  Jika dapat dijadikan perumpamaan maka anda adalah angsanya, pemikiran saya adalah makanan angsa itu, maka saya adalah lumpurnya. Kebijaksanaan anda tidak akan ternoda ketika memilih menerima pemikiran yang bisa dianggap benar, terlepas dari apakah saya hina atau tidak melakukannya, maka saat itulah anda seperti angsa itu, bijaksana.
Yang perlu saya tekankan adalah bahwa ketika saya menuliskan apa yang saya pikirkan bukan bermaksud untuk mengatakan bahwa saya sudah baik dan sempurna, sama sekali bukan. Itu semua hanya kebetulan saja pikiran saya disinggahi oleh pemikiran itu, dan untuk menyimpannya maka saya tuliskan agar suatu saat bisa saya praktekkan kalau hidup masih berkompromi, atau jika ada orang lain yang membaca dan bisa mengambil manfaat, dan berguna bagi dirinya, maka itu adalah bonus buat saya. Karena tulisan saya telah bertemu dengan orang yang bijaksana sehingga mampu memilah hal baik dari diri saya yang tak begitu baik.
Hal lain yang perlu saya sampaikan, anda tidak akan mendapat manfaat apapun jika hanya sibuk mengukur dan menilai saya, karena anda pasti akan lupa menghayati makna dari tulisan itu. Biarlah saya seperti lumpur, dan anda angsanya yang bijaksana. Pengetahuan takkan menjadi hina dan kotor karena singgah ke dalam ruang pikir saya.
Saya juga tidak bermaksud mengajarkan siapa pun dengan tulisan itu, karena saya tidak menganggap diri saya sebagai guru. Bukan pula karena saya menganggap bahwa itu adalah kebenaran sejati. Meskipun saya berpikir bahwa itu realistis, tapi kebijaksanaan anda akan mampu menilai dan memutuskan apakah itu benar atau salah, terlepas dari siapa diri saya yang seperti lumpur itu.
Pengetahuan seperti bunga lotus, dia tidak akan basah karena air kolam, juga tidak akan kotor karena dia tumbuh dari lumpur. Jadi jangan ragu dan risau, jika saya menulis sebuah pemikiran yang bisa dianggap baik, maka dia pasti terbebas dari noda.