Tampilkan postingan dengan label #opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #opini. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 Agustus 2018

Lakukan dengan baik dan ikhlas lalu terima hasilnya

Proses....ego... hasil dalam hidup

Dalam kehidupan seharihari seringkali ketika terlalu fokus pada hasil semata, sehingga proses yang baik dan benar terabaikan, alhasil justru semakin jauh dari hasil yang diharapkan.

Ketika fokus bisa ditujukan kepada proses yang baik dan benar, tanpa kita sadari  hasil datang justru jauh labih baik, dan bahkan tak terduga. Karena proses yang baik dan benar, tentu akan menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik. Namun pada saat yang sama, biasanya ego mengintip, keinginan untuk menguasai hasil yang lebih besar lagi, membuat proses yang baik dan benar kembali terabaikan. Dan hasil yang diharapkan pun menjauh.

Manakala fokus berubah pada hasil yang cepat dan banyak, maka proses yang baik dan benar akan terabaikan, yang terjadi adalah banyak upaya manipulasi atau sejenisnya, guna mendapatkan hasil yang banyak dan cepat.

Disisi lain, keikhlasan hati adalah wujud berserah diri tertinggi kepada Hyang Kuasa, bahwa setelah semua upaya yang terbaik yang bisa kita lakukan, maka kita percayakan bahwa hasil terbaik adalah yang akan kita dapatkan, meski secara logika kadang tak masuk akal. Logika kita, pikiran dan ego akan menjadi tantangan terberat dalam hal ini. Umumnya kita tidak akan mau berserah diri sebelum kita tersudut oleh suatu keadaan yang benar-benar memaksa, saat tak ada lagi jalan keluar, barulah kita akan mau berserah diri.

Bisa saja kita memilih berusaha mengendalikan semua sesuai dengan yang kita inginkan,  namun kenyataannya kita harus siap kehabisan tenaga dengan hasil yang jauh dari harapan.

Proses yang baik dan keikhlasan memerlukan upaya terbaik kita, logika dan ego adalah tantangan utamanya.

Hal ini sejalan kalimat "berkaryalah dengan sebaik-baiknya dan jangan mengikatkan diri dengan hasilnya" . Tidak terikat disini saya artikan sebagai sebuah kesediaan untuk menerima apapun yang bisa kita capai dari upaya terbaik yang telah kita lakukan sebagai sesuatu yang layak untuk kita, dan disyukuri.

Ini hanya sebuah pendapat pribadi dan awam, yang akan ada perbedaan pendapat dengan sebagian orang. Semua memerlukan sebuah keyakinan untuk menjalankannya.

#theoryomongkosongku, #anotherbullshittheory

Kamis, 21 Juni 2018

Jangan menunggu saya sampai jadi malaikat

Jangan melihat siapa saya, yang terpenting  perhatikan apa yang saya katakan. Jika apa yang saya katakan itu adalah sesuatu yang secara logika itu baik, atau sejalan dengan teori yang ada tentang hal yang di anggap baik di masyarakat, maka gunakanlah, tak perlu melihat dan menunggu apakah saya sudah melakukannya atau belum.
Sebab apa? Jika harus menunggu saya sudah melakukannya dulu, maka anda telah kehilangan kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Terkadang kita berpikir dengan pola yang kaku, bahwa nasehat yang baik harus datang dari orang yang dianggap baik saja.
Padahal kalau di pikir lebih dalam lagi, bahwa orang yang dianggap baik itu juga manusia, tentu juga punya sisi kekurangan, kealfaan atau  khilaf, sehingga bisa saja, juga melakukan atau mengatakan hal yang salah.
Begitu juga orang yang dianggap sebagai orang yang tidak baik, juga manusia biasa, pasti tetap saja punya sedikit sisi nurani yang baik. Kenapa saya katakan seperti itu? Seorang yang di vonis masyarakat sebagai penjahat bisa menasehati seseorang untuk tidak menjadi penjahat, itu kenapa? Karena dia mungkin sudah menyadari bahwa jadi penjahat itu bukan pilihan yang baik.
Lalu apakah kita harus menunggu orang itu tidak menjadi penjahat dulu, baru kita percaya dan menuruti nasehatnya? Lalu apakah kita mau ikut jadi penjahat selama orang yang menasehati itu masih jadi penjahat? Menurut saya jawabnya tidak.
Yang namanya nasehat dari siapapun keluarnya, sepanjang itu untuk kebaikan dan dianggap benar secara umum, maka lakukanlah. Raih kesempatan untuk menjadi baik saat itu juga, tidak perlu menunggu yang menasehati jadi lebih baik dulu.
Bunga lotus, yang sangat indah, tak basah oleh air dan tak terkotori oleh lumpur, begitu orang sering bilang, tak pernah menunggu kolam menjadi jernih dulu untuk menumbuhkan bunganya yang istimewa, yang bagi beberapa kalangan dianggap sebagai lambang kebijaksanaan dan kesucian. Pada saat harus berbunga maka di lumpur pun tetap bisa menumbuhkan bunga yang indah.
Begitu juga angsa, tak menunggu lumpur terpisah dari makanannya untuk mulai makan. Angsa mampu memilah makanan yang bercampur dengan lumpur melalui paruhnya.
Ini menggambarkan bahwa kebaikan tidak selalu terpisah dan menjauh dengan hal yang dianggap kotor atau kurang baik. Hal baik bisa saja keluar dari tempat yang terlihat kurang baik. Jadi ambil kesempatan untuk menjadi lebih baik meskipun datang dari orang yang dianggap orang tidak baik. Anggap saja Tuhan punya cara menitipkan pesan kebaikan lewat cara itu.
Jadi jangan buru-buru menghujat ketika ada orang menasehati tapi liat dulu nasehatnya, jika yang dikatakan itu benar maka terima dan jalankan saja. Dan jadilah lebih baik.

#theoryomongkosongku