Kamis, 21 Juni 2018

Jangan menunggu saya sampai jadi malaikat

Jangan melihat siapa saya, yang terpenting  perhatikan apa yang saya katakan. Jika apa yang saya katakan itu adalah sesuatu yang secara logika itu baik, atau sejalan dengan teori yang ada tentang hal yang di anggap baik di masyarakat, maka gunakanlah, tak perlu melihat dan menunggu apakah saya sudah melakukannya atau belum.
Sebab apa? Jika harus menunggu saya sudah melakukannya dulu, maka anda telah kehilangan kesempatan untuk menjadi lebih baik.
Terkadang kita berpikir dengan pola yang kaku, bahwa nasehat yang baik harus datang dari orang yang dianggap baik saja.
Padahal kalau di pikir lebih dalam lagi, bahwa orang yang dianggap baik itu juga manusia, tentu juga punya sisi kekurangan, kealfaan atau  khilaf, sehingga bisa saja, juga melakukan atau mengatakan hal yang salah.
Begitu juga orang yang dianggap sebagai orang yang tidak baik, juga manusia biasa, pasti tetap saja punya sedikit sisi nurani yang baik. Kenapa saya katakan seperti itu? Seorang yang di vonis masyarakat sebagai penjahat bisa menasehati seseorang untuk tidak menjadi penjahat, itu kenapa? Karena dia mungkin sudah menyadari bahwa jadi penjahat itu bukan pilihan yang baik.
Lalu apakah kita harus menunggu orang itu tidak menjadi penjahat dulu, baru kita percaya dan menuruti nasehatnya? Lalu apakah kita mau ikut jadi penjahat selama orang yang menasehati itu masih jadi penjahat? Menurut saya jawabnya tidak.
Yang namanya nasehat dari siapapun keluarnya, sepanjang itu untuk kebaikan dan dianggap benar secara umum, maka lakukanlah. Raih kesempatan untuk menjadi baik saat itu juga, tidak perlu menunggu yang menasehati jadi lebih baik dulu.
Bunga lotus, yang sangat indah, tak basah oleh air dan tak terkotori oleh lumpur, begitu orang sering bilang, tak pernah menunggu kolam menjadi jernih dulu untuk menumbuhkan bunganya yang istimewa, yang bagi beberapa kalangan dianggap sebagai lambang kebijaksanaan dan kesucian. Pada saat harus berbunga maka di lumpur pun tetap bisa menumbuhkan bunga yang indah.
Begitu juga angsa, tak menunggu lumpur terpisah dari makanannya untuk mulai makan. Angsa mampu memilah makanan yang bercampur dengan lumpur melalui paruhnya.
Ini menggambarkan bahwa kebaikan tidak selalu terpisah dan menjauh dengan hal yang dianggap kotor atau kurang baik. Hal baik bisa saja keluar dari tempat yang terlihat kurang baik. Jadi ambil kesempatan untuk menjadi lebih baik meskipun datang dari orang yang dianggap orang tidak baik. Anggap saja Tuhan punya cara menitipkan pesan kebaikan lewat cara itu.
Jadi jangan buru-buru menghujat ketika ada orang menasehati tapi liat dulu nasehatnya, jika yang dikatakan itu benar maka terima dan jalankan saja. Dan jadilah lebih baik.

#theoryomongkosongku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar